Langsung ke konten utama

Postingan

HIKMAH DAN SYARIAT

Syariat Dalam Perspektif Hikmah                 Cara atau pola berfikir manusia senantiasa mengalami perkembangan. Perkembangan pola pikir ini didorong oleh perkembangan ilmu pengetahuan. Karena ilmu pengetahuan senantiasa mengalami dinamisasi, maka begitu pula dengan pola berfikir. Fenomena dinamisasi pengetahuan sendiri, sudah disadari sejak lama oleh para ulama.                 Al Mawardi menyatakan, bahwa ilmu pengetahuan tidak mengenal batas. Setiap ilmu memiliki kemuliaan, keutamaan, dan keistimewaannya sendiri–sendiri. Menguasai seluruh pengetahuan sangat mustahil dilakukan. Inilah makna dari sabda nabi, bahwa ilmu tidak memiliki batas. Barang siapa yang mengira bahwa ilmu memiliki batas maka ia telah membatasi dan mengurangi haknya. Ia telah menempatkan ilmu tidak pada tempat yang telah disifatkan oleh Allah, “Dan tidakla...

HISTORISITAS HIKMAH

Kajian Kesejarahan 1. Hikmah Dalam Ilmu Kalam                 Dalam perjalanan sejarah umat Islam, dapat dikatakan bahwa kajian tentang hikmah telah berjalan cukup lama. Para pakar masa lalu telah banyak menelurkan karya-karya besar untuk mengkaji persoalan ini. Kajian mereka tersebar dalam banyak tema yang berlainan. Mulai dari teologi (kalam), teori hukum Islam (ushul fikih), maupun dalam ranah hukum praktis (fikih) itu sendiri.                 Dalam teologi, kajian tentang hikmah dapat kita jumpai dalam perdebatan sengit antara dua aliran kalam, mu’tazilah dan sunni-Asy’ari. Terutama terkait dengan isu keadilan Tuhan, baik dan buruk, yang keduanya merupakan penjabaran tentang sifat penuh kearifan (hikmah) Allah.                 Teolog ...

METODOLOGI PENGGALIAN HIKMAH

1. Mencari Hikmah                 Pertanyaan ini patut diajukan terlebih dahulu mengingat ada sebagian pihak yang memandang bahwa mencari alasan, rahasia, dan hikmah di balik ketentuan Allah merupakan tanda ketidak patuhan, dan pengingkaran. Dalam hal ini kita patut mengembalikannya terlebih dahulu kepada dasar pandangan ini. Dalam salah satu ayat Al Quran disebutkan bahwa Allah tidak ditanya dan dituntut atas apa yang diperbuatnya (Q.S. Al Anbiya’: 23). Allah memiliki kebebasan yang tidak akan pernah dimiliki oleh siapa pun. Hal ini karena –sebagaimana pendapat mazhab sunni-Asy’ari– Allah tidak akan pernah dikatakan zalim, walaupun mungkin bagi manusia hal itu sangat menyakitkan. Allah memiliki sifat jaiz, wenang, dan bebas berkehendak. Allah berhak menciptakan dan menetapkan segala sesuatu kepada manusia, baik sesuatu tersebut mengandung manfaat ataupun tidak. Karena Ia telah berbuat pada milik dan kekuas...